 |
| Lambang IPSI |
PALEMBANG, SP - Perjuangan silat Sumsel menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Tanah Papua 2020 mendatang sangatlah sulit. Pasalnya, untuk merebut tiket PON melalui ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PraPON di Jakarta November 2019 yang akan datang, Sumsel harus masuk di Grup 'Neraka'.
Benar saja, sesuai dengan Kebijakan Pengurus Besar (PB) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Pusat bahwa PraPON Jakarta November 2019 dibagi dengan tiga grup wilayah.
Demikian dikatakan Sekretaris Umum IPSI Sumsel Darlis SH, Selasa (27/8). Menurutnya perjuangan PraPON musim ini menjadi perjuangan yang berat.
"PraPON sudah ditetapkan. Dan kita masuk grup neraka. Grup neraka itu ada di grup wilayah 3. Selain diisi oleh tuan rumah DKI Jakarta juga dihuni pesilat asal Pulau Jawa,"tegas Darlis.
Darlis menyebutkan bahwa Grup wilayah tiga sendiri dihuni oleh 11 provinsi. Mulai dari Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan Hawa Tengah, Kepulauan Riau dan Gorontalo.
"Tapi tidak apa, ini juga sekaligus melatih anak-anak untuk menghadapi rival yang kuat. Agar mental dan strategi saat di PON Papua nanti sudah teruji," urainya.
Namun demikan, Darlis tak kemudian jumawa dengan tim pesilatnya. Menurutnya, IPSI Sumsel tetap akan menurunkan pesilat terbaik melalui perhelatan Kejuaraan Daerah (Kejurda) Silat Sumsel untuk turun di PraPON Jakarta.
"Jadi saat ini kita sedang persiapan untuk Kejurda Silat Sumsel. Yang lolos kita ikutkan PraPON Jakarta dan yang lolos PraPON Jakarta akan turun di PON Papua 2020," jelasnya.
Apalagi berdasarkan keputusan PB IPSI Pusat dikatakan Darlis bahwa Sumsel tak memperoleh tiket willcard. Pasalnya, tak ada atlet silat Sumsel yang menguni Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas).
"Jadi bagi peraih tiket wilcard tak perlu lagi ikut PraPON. Tapi tiket wilcard hanya diberikan bagi atlet daerah yang menguni Pelatnas. Seperti saat ini tim Pelatnas sedang persiapan SEA Games Filipina," pungkasnya. (Al Fatih)
