PALI, SP - Warga kecamatan talang ubi kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) keluhkan sulit nya peroleh air, terlebih lagi disaat musim kemarau seperti saat ini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan sarana satu-satunya harapan memperoleh air bersih.
Namun sudah lebih dari satu seminggu air PDAM tak mengalir sehingga membuat warga terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk membeli Air galon dan ain dirigen demi memenuhi kebutuhan masak, mandi, mencuci dan mandi. Minggu (18/08/19)
Anggik warga Bukit tudung, sangat merasa kesulitan sebab dia merupakan warga pendatang dan tinggal di kos-kosan yang untuk memenuhi kebutuhan air menggunakan air PDAM
"Ia air PDAM kami mati suda dari tanggal 11 kalau tidak salah ingat, dan gara-gara ini kami sering menggungsi ke rmh teman yang ada sumurnya untuk mandi saja, tapi kalau untuk masak kami beli air galon sedangkan untuk keperluan mencuci dan MCK kami beli lagi air dirigen, 3 dirigen 10 ribu 1 dirigen ukuran 20 liter cuma"Jelasnya
Anggik juga menceritakan kalau di kos-kosan tempat tinggal nya terdapat 7 orang lainnya yang artinya membutuhkan lebih banyak air sedangkan di sana dia hanya bisa mengunakan air sedikit-sedikit saja untuk keperluan pribadi tentu saja secara hemat.
"Ini kan kabupaten masa untuk pensuplaian air sulit sekali, terkadang saya rasa-rasa mau balik ke Palembang saja, tapi mau gimana lagi saya kan dapat tugas kerjanya di sini" ratapnya.
"Saya harap air PDAM segera mengalir dan kalau bisa setiap hari, sebab air merupakan sumber kehidupan" tambahnya.
Tak hanya Anggik saja hal serupa juga di alami oleh Yuliani (33) seorang ibu rumah tangga warga Kelurahan Handayani Mulya, ia mengatakan bahwa sedikitnya harus membeli tiga (3) galon per harinya dengan harga Rp 15 ribu untuk keperluan air di rumahnya.
"Air memang sering mati terakhir lima hari yang lalu sempat mengalir, hanya saja tidak berlangsung lama, menyalanya sekitar 10-20 menit. Tentu tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan air bersih. Bahkan untuk mengisi bak mandi saja tidak cukup," jelas yuliani
Beberapa warga terpaksa mencari alternatif lain seperti yang dilakukan M.Awan dia terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya di kawasan Komplek Pertamina Pendopo hanya sekedar untuk mandi.
Bahkan, dirinya tak jarang membawa kedua putranya untuk mandi di sungai untuk mencuci serta mandi.
"Air PDAM sudah lama tak menyala. Kalaupun menyala tidak lama. Kami harap pihak terkait bisa memberikan solusi kekeringan serta kesulitan air bersih ini," ungkapnya.
Bupati PALI, Heri Amalindo mengaku dirinya juga sudah mendengarkan banyak keluhan dari masyarakat khusunya di Kecamatan Talang Ubi terkait kesulitannya air bersih.
Menurutnya, mengantisipasi kekeringan ini Pemerintah Kabupaten telah menyiapkan empat (4) mobil tangki untuk disalurkan kepada masyarakat khusunya di kawasan Pendopo Ibukota Kabupaten PALI.
"Kita siapkan 4 mobil tangki dalam sehari, hanya saja memang pembagiannya tidak merata, misalnya yang depan dapat dan yang belakang tidak dapat. Artinya ini butuh koordinasi pembagian pendistribusian air minum ini," terang Heri Amalindo.
Sementara itu, Ketua DPRD PALI Soemarjono berkata terkait sulitnya air bersih, pihaknya akan memanggil manajemen PDAM lematang Enim bahkan terkait penyerahan aset PDAM.
"Hari Senin nanti Insya Allah akan kita panggil PDAM Lematang Enim. Semoga kedepan warga PALI tidak lagi kesulitan air bersih," tutupnya. (AK)