Plh Kabid SD Dinas Pendidikan Kota Palembang Dareni, S.Pd. MM |
PALEMBANG, SP - Pendidikan sejatinya memiliki tujuan untuk
menghaluskan budi anak. Pendidikan tentu saja merupakan alat yang paling
mumpuni dalam menempa karakter anak agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Konsentrasi Pendidikan di Indonesia tidak semata-mata hanya pada sistem
pendidikan maupun bagaimana penerapannya. Salah satu hal yang penting dalam
dunia pendidikan adalah maraknya kasus bullying di sekolah-sekolah yang
dilakukan oleh anak di tingkat SD, SMP, SMA maupun Perguruan
Tinggi.Akhir marak dimedia sosial (Medsos) bahkan aksi bullying ini direkam
dengan memakai handphone bahkan yang lebih parah lagi perilaku hal seperti ini
disebar luas kan.
Plh Kabid
SD Dinas Pendidikan Kota Palembang Dareni, S.Pd. MM mengatakan, Kasus
bullying di sekolah sampai dengan hari ini masih marak terjadi di Indonesia.
sekolah harus serius dalam menangani bullying.Terutama di Tingkat Sekolah Dasar
(SD). "Sekolah agar mengikuti ketentuan permendikbud nomor 28 tahun 2015.
Dalam hal ini, mencegah dan menanggulangi tindak kekerasan di
sekolah,"katanya, Kamis, (29/8/2019)
dikatakannya, Bullying
atau kekerasan yang terjadi di tingkat Sekolah Dasar, hal ini dikarenakan
banyak siswa yang kurang mengerti apa itu bullying, tindakan yang dilakukan ini
sudah menyalahi aturan tentang kode etik di lingkungan sekolah."Bullying
di sekolah khususnya di Palembang, harus ditangani serius oleh kepala sekolah,
guru, orang tua dan masyarakat," imbuh dia.
"Kepala
sekolah beserta guru hendaknya lebih memperhatikan tingkahlaku siswa/i
dilingkungan sekolah pada jam pembelajaran mau pun jam istirahat jangan sampai
terjadinya bullying. Sebab aksi Bullying ini bertentangan
dengan Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)," jelasnya
Dareni
mengatakan, pihak sekolah seharusnya mampu melakukan pencegahan sedini mungkin
dalam mencegah bullying. Sekolah bisa melakukannya melalui kegiatan dan
sosialisasi kepada siswa.
"Sekolah lakukan pencegahan sedini mungkin,
melalui sosialisasi, publikasi dan penegakan tata tertib sekolah. Jangan ada
pembiaran terhadap bullying sekecil apapun juga," urai Dareni.
Menurutnya, Bila bullying berlanjut
dalam jangka waktu yang lama, dapat mempengaruhi self-esteem siswa,
meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan
siswa rentan terhadap stress dan depresi, serta rasa tidak aman.Hal tersebut
kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademik disekolah.
Dia juga
menyebut, pembelajaran
K-13 sudah ada tentang pembentukan karakter selain itu peran orang tua
sangat berpengaruh dalam pencegahan bullying di lingkungan sekolah.
"Libatkan orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dalam upaya pencegahan
ini," pungkasnya. (Raf)