Notification

×

Tag Terpopuler


Mainan Khas Telok Abang Jadi Sumber Penghasilan Warga

Thursday, August 15, 2019 | Thursday, August 15, 2019 WIB Last Updated 2019-08-15T08:45:05Z

PALEMBANG, SP - Telok Abang dan Agustus di Palembang memang tidak bisa lepas dari tradisi mainan Kapal Telok Abang. Mainan yang sudah ada sejak lama ini memberikan warna tersendiri pada peringatan kemerdekaan negeri ini. Telok Abang menjadi salah satu pelengkap ramainya perayaan 17-an Telok Abang yang dipasangkan di atas sebuah kapal-kapalan tetap menjadi ciri khas.  

Dengan berbagai modifikasi, Telok Abang dijual dengan bentuk berbagai ragam.  Sangat menarik dan hanya ada di kota ini dan hanya saat menjelang Agustusan saja. Telok Abang yang awalnya hanya berbentuk perahu bidar dan pesawat terbang sekarang ini sudah banyak modifikasi ada jenis becak, bus, helikopter, tank dan lain sebagainya. 

Jalan Merdeka menjadi salah satu titik penjualan. Tak hanya itu di pasar tradisional pun, Kapal Telok Abang dijual dengan beragam. Tidak hanya sebagai simbol menuju kemerdekaan, salah satu kerajinan masyarakat Palembang ini menjadi sumber penghasilan musiman.

Warna merah dari Telok Abang cukup kontras dengan warna kapal-kapalan yang dijual. Dengan digantung pada sebuah tempat khusus, Telok Abang terombang ambing mengikuti hembusan angin di siang hari. Dengan hitungan jari, calon pembeli datang untuk melihat-lihat. Walaupun tidak jadi membeli, para pedagang setidaknya bahagia dengan kunjungan pengunjung. 

Salah satunya Tedi, kapal-kapalan mini terbuat dari kardus bekas dan steropom ini dijual dengan harga bervariasi tergantung rumitnya cara pembuatan. Dengan berbungkus kertas warna-warni menjadi pelengkap hiasan Kapal Telok Abang. Sejak awal bulan Agustus hingga akhir perayaan 17 Agustus mendatang, dirinya berjualan mainan yang menjadi ciri khas Kota Palembang ini. 

"Kapal Telok Abang menjadi ciri khas setiap Agustus di Palembang, kami berjual setahun sekali saja," katanya.

Panasnya terik matahari ikut menemani penjualan mainan yang dijual dengan harga Rp50.000 ini. Tak banyak keuntungan yang didapat. Meski demikian, setiap tahunnya sejak puluhan tahun lalu, Telok Abang selalu ada menjadi variasi pernak-pernik kemerdekaan bangsa ini. 

"Penjualan tidak tentu banyaknya, dalam satu hari terjual paling banyak belasan, masih sepi. Tetapi masih saja ada yang beli walau tidak banyak, terutama ini adalah ciri khas Palembang. Penjualan akan meningkat mendekati hari H Agustusan," ujarnya. 

Dewi mengatakan, Telok Abang dijualnya berkisar Rp 50.000. Dirinya mengambil upahan milik orang lain. Dari 14 Ulu, barang diangkut menggunakan becak motor dengan ongkos Rp50.000. Di tengah ekonomi seperti saat ini, kerugian pun sering dialaminya, pasalnya beberapa kali penjualan pun tidak laku. 

"Meskipun hasinya tidak seberapa, tapi lumayan untuk membiayai anak sekolah, dan mencukupi kebutuhan hari itu," katanya. 

Jika kebanyakan mainan ini dibuat dari bahan steropom, lain halnya dengan Imam. Ia berjualan Kapal Telok Abang dengan dari bahan baku kardus bekas. Dua kardus bekas air mineral contohnya, bisa menghasilkan satu mainan dengan bentuk lebih besar. 

"Lumayan untuk memanfaatkan barang bekas, kita jual pasaran harganya sama dengan yang lain, berkisar Rp 50.000," katanya. (Ara)
×
Berita Terbaru Update