PALEMBANG, SP - Parade Perahu Bidar di Sungai Musi, seni sekaligus olahraga yang setiap tahun diadakan ini sudah menjadi salah satu kekhasan Kota Palembang utamanya di hari kemerdekaan.
Bidar menjadi agenda setiap hari kemerdekaan, masyarakat Palembang selalu antusias datang ke Benteng Kuto Besak (BKB). Lantaran tak hanya Bidar menjadi perhatian warga, ada parade perahu hias. Bentang Sungai Musi sangat mempesona sore itu, ramai dan penuh warna. Kapal hias dan perahu bidar menjelajah sungai kebanggaan Palembang ini.
Puluhan meter perahu bidar melintasi rute lomba di Sungai Musi mulai dari proyek Jembatan Musi VI hingga ke Jembatan Ampera. Kayuhan dayung dijaga agar tetap kompak dan cepat. Lomba bidar begitu lekat di hati masyarakat. Peminat perlombaan ini setiap tahunnya pun sangat banyak. Bahkan pesertanya ada dari luar Kota Palembang seperti dari Kabupaten Ogan Ilir, Banyuasin.
Salah satu peserta lomba Bidar, Wahyu mengatakan Bidar adalah suatu gelaran yang tak bisa dipisahkan dari Palembang, Sumatera Selatan. Lomba bidar telah diikuti sejak bertahun-tahun lamanya. "Bidar ini kan khas dari daerah kita, jika tidak kita siapa lagi yang melestarikannya. Sehingga lomba seperti ini menjadi wadah agar bidar terus lestari," katanya.
Perahu sepanjang 30 meter itu tidak dibuat dari papan dengan asal kayu yang sembarangan. Perahu bidar dipilihkan kayu yang kuat dan tahan lama. Dengan kayu Meranti, Merawan dan Bungur, menjadikan perahu ini bertahan sejak pertama dibuat di 1992 Dengan perbaikan setiap tahunnya, perahu bidar tetap menghiasi Sungai Musi setiap tahunnya.
Pembuatan perahu bidar selain kayu dengan kualitas bagus juga perlu kayu yang panjang sekitar 12-15 meter. Sehingga cukup satu sambungan papan saja agar membuatnya menjadi perahu bidar yang panjang. "Selalu ada perbaikan setiap tahunnya. Selain untuk lomba juga dipakai untuk latihan," terangnya.
Sementara Walikota Palembang, Harnojoyo mengatakan, dahulu kala perahu Bidar atau pun perahu calang merupakan perahu cepat untuk menghalau perampok di Kerajaan Sriwijaya. Mengingat sejarahnya sangat panjang, Harnojoyo menghimbau semua kalangan masyarakat untuk menjaga peninggalan sejarah ini.
"Tradisi ini jangan sampai hilang. Kita gelar dalam bentuk-bentuk perlombaan dan harus dilestarikan," tegasnya.
Harnojoyo pun sangat menyambut baik animo masyarakat yang sangat luar biasa dalam perlombaan ini. Lomba Bidar prestasi dan perahu motor hias ini digelar rutin setiap tahunnya.
"Lomba bidar dan parade perahu motor hias ini memang rutin dilaksanakan setiap tahun pada momen hari kemerdekaan dan ulang tahun Kota Palembang," katanya.
Harnojoyo mengatakan, tujuan dari acara tersebut untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan ke Kota Palembang. "Dengan semakin banyak wisatawan yang hadir maka perekonomian masyarakat Palembang semakin maju, dan dampaknya bisa dirasakan baik oleh Pemerintah kota Palembang maupun masyarakat Kota Palembang," ujarnya.
Kedepan lomba bidar dan perahu kotor hias ini akan terus dikembangkan bahkan mengundang peserta dari luar negeri. "Pada event selanjutnya, kita akan mengundang negara-negara sahabat untuk ikut memeriahkan lomba ini, nanti Ampera akan kita tutup sementara untuk wisatawan menyaksikan lomba ini, dan even ini akan masuk kalender pariwisata nasional," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini mengatakan, lomba Bidar prestasi ada 13 peserta yang ikut. Lomba Bidar prestasi dan perahu motor hias sendiri dimulai pada pukul 09.00 "Babak Final dilangsungkan pada pukul 14.00 dan dilepas secara langsung oleh Walikota Palembang," katanya. (Ara)