PALEMBANG, SP - Untuk
menutupi kekurangan guru yang ada di kota Palembang, Guru honorer didunia pendidikan sangat
dibutuhkan sekolah - sekolah,namun demikian gaji yang diterima mereka
minim,tetapi masih dipotong juga seperti yang dikelukan Yulinar,seorang guru
honorer di SD Negeri 226 Palembang.
Dia
mengatakan, yang mendapatkan potongan hanya guru honor yang mendapatkan
insentif lansung dari wali kota. Sementara yang honorer belum dapat insentif
gajinya tetap. "Memang kami sudah di pangggil untuk rapat di Korwil untuk
membahas masalah ini, namun di sekolah lain baru rencana akan ada potongan,
tapi di sekolah kami sudah dua kali dipotong," katanya
“Gajinya
sudah dua kali dipotong, perbulan yang sebelumnya ia terima Rp 900 ribu,
dipotong menjadi Rp 600 ribu perbulan. "Selama 6 bulan gaji sudah di
potong, kamikan gajiannya 3 bulan sekali, dua kali gajian diptong Rp 200 ribu
perbulanya," jelasnya.
Masih
kata Yulinar, alasan pemotongan tersebut karena, BOS Nasional (BOSNas) tidak
cukup untuk menggaji guru honor. Sementara BOS Daerah (BOSDa) tidak boleh menggaji guru. "Kami juga
dipanggil rapat kedua di Korwil ada salah satu kepala sekolah di Plaju tidak
ada pemotongam gaji honorer. Ternyata setalah BOSNas cair diptong juga," katanya.
Diakui
Yulinar, bahwa ia mendapatkan informasi dari kawan-kawannya sesama guru honorer
yang di sekolah lain, yang dulu baru rencana, sekarang dipukul rata dipotong Rp
200 ribu perbulan. "Kalau sebelumnya hanya kami di SDN 226 Palembang. Kami
berharap sebenarnya tidak ada lagi potongan-potongan," ungkapnya.
Sementara
itu Kepala SD Negeri 226 Palembang, Yales Tyawati mengaku memang ada pemotongan
selama dua kali gajian itu. Namun itu sudah menjadi kesepakan bersama para
guru.
"Sebelumnya
sudah dijelaskan bahwa untuk gaji honorer sebelumnya ada dua BOSDa dan BOSnas.
Sementara BOSDa ada bunyi tidak boleh menggaji honorer, jadi terpaksa dari
BOSNas smua," ungkapnya.
Dia
membantah hanya memotong gaji guru honorer yang sudah dapat insentif wali kota.
"Yang dipotong tidak hanya guru yang mendapatkan insentif wali kota, tapi
semua guru," ungkapnya.
Menurut
Yales, untuk merealisasi gaji honorer yang di Bosda terutama gaji penjaga
sekolah, cleaning servis dan satpam serta tambahan gaji honor hanya bisa mengeluarkan
penggajian dana 15 % dari Bosna Sekolah.semua dibagi rata dengan yang honor di
Bosda, itu juga sudah dimusyawarahkan bersama dengan beberapa guru honor
sebanyak 21 orang dan sudah disepakati,”terangnya
"Selanjutnya
kami sudah mengumpulkan para guru. Para guru honorer sudah ditanya bahwa gaji
beralih ke BOSNas, tetapi gaji dikurangi Rp 200 ribu, untuk berbagi ke honor
lain. Waktu itu semua sepakat," jelasnya.
Intinya,
lanjutnya, dipotong bukan untuk kepala sekolah, namun dibagi ke honorer lain.
"Sebelumnya untuk menggaji satpam, penjaga sekolah itu dari BOSNas hanya
15 persen, makanya dibantu dari BOSDa, ternya BOSDa tidak boleh memggaji
honorer," jelasnya.
Dia
mengaku Sebenarnya tidak hanya kepala sekolah di Plaju saja, tapi di Korwil
lain juga misal IB II, Gandus dan sebagainya sudah melakukan itu persoalan ini
sudah di laporkan ke Dinas Pendididikan Kota Palembang. "Tidak berani kita
asal potong, tampa diketahui dinas," pungkasnya.(Raf)